Friday 26 April 2013

Filosofi Mendalam Upacara Jarum Rusak Jepang (Wanita Perlu Tahu)


 Jepang sepertinya merupakan negara dengan hari peringatan terbanyak sepanjang tahun. Mulai dari penyembahan terhadap dewa-dewa hingga peringatan tentang hari kelamin pun dirayakan di sana.
Kali ini Vemale akan mengulas sebuah tradisi aneh di Jepang, yaitu Hari Kuyo. Tradisi ini diperingati setiap tanggal 8 Februari dan memperingati jarum-jarum yang sudha tua atau rusak. Percaya atau tidak, meski terdengar aneh, namun tradisi ini sudah terjadi selama 400 tahun lamanya dengan melibatkan banyak jarum rusak dan tua pada sebuah bantalan atau tahu, atau bahkan jelly.
Tujuan peringatan ini pun sangat sederhana, yaitu untuk berterimakasih atas kerja keras para jarum-jarum tersebut. Well, mungkin kelihatannya remeh, namun memang di Jepang terkenal sebagai negara yang menghargai disiplin dan kerja keras. Selain itu, pada peringatan Hari Kuyo, semua wanita di Jepang mempercayai bahwa itu adalah saat yang tepat untuk memperingati kesederhanaan yang sudah menyertai setiap hari-hari kita dan hampir terlupakan.
Meletakkan jarum pada tofu yang lembut juga memiliki simbol tersendiri tentang peristirahatan sang jarum yang dibungkus kelembutan tofu tersebut. Melambangkan penderitaan atau mungkin beban hati yang dimiliki wanita di dalam hatinya, pengorbanan yang terjadi pada setiap jahitan yang mereka lakukan bersama sang jarum. Wah, galau juga ya, Ladies.
Namun memang dari sebuah jarum, banyak yang mungkin dibuat oleh wanita Jepang dengan setulus hati untuk keluarganya. Seperti mantel, pakaian bayi, menjahit pakaian suami, kantung bekal dan sebagainya. Selain itu wanita Jepang juga memperingati hari tersebut sebagai syukuran atas kemampuan menjahit kimono, pakaian tradisional yang masih mereka jaga hingga saat ini. Juga menjadi pamungkas atas segala pekerjaan rumah yang selesai hari itu.
Kebiasaan Jepang yang satu ini memang patut ditiru, yaitu melestarikan budaya peninggalan nenek moyang, meski telah menjadi negara yang maju di dunia. Nah, Ladies, yuk ikut terinspirasi dengan tak hanya menjadi wanita modern, namun juga menjadi wanita yang lebih mengapresiasi dan memelihara budaya sendiri.

No comments:

Post a Comment