Strabo, seorang sejarawan dan filsuf dari Yunani yang hidup pada tahun 64 SM hingga 24 SM menuliskan gambaran gerbang neraka, "Tempat ini penuh dengan asap kabut yang sangat tebal, hingga orang-orang tidak bisa melihat tanah. Hewan yang melintasinya akan langsung mati. Saya pernah pelepas burung gereja dan mereka langsung menarik napas terakhir dan jatuh (mati),"
(c) News Discovery
Tempat
inilah yang banyak disebutkan dalam mitologi Yunani dengan nama Gerbang
Pluto atau Plutonium. Francesco D'Andria, seorang arkeologi memimpin
pencarian Gerbang Pluto. Penelitian ini bertujuan untuk menggali Situs
Warisan Dunia Romawi-Yunani Hierapolis. Francesco menggunakan mitologi
Yunani sebagai petunjuk pencarian Gerbang Pluto atau Gerbang Neraka.Gerbang Neraka Ditemukan
"Kami menemukan Plutonium dengan merekonstruksi rute menuju sumber mata air panas. Mata air Pamukkale' menghasilkan kabut putih terkenal, berasal dari gua ini." ujar Francesco D'Andria pada News Discovery. Gerbang ini sama dengan apa yang digambarkan Strabo, dan masih sama bahayanya seperti ribuan tahun silam.
"Kami melihat gua ini sangat mematikan saat melakukan penggalian. Beberapa burung langsung mati dan jatuh ke tanah saat mencoba mendekat ke kawasan terbuka yang panas, langsung mati karena asap karbon dioksida," lanjut Francesco.
(c) News Discovery
Di
lokasi yang sama, ditemukan kolom pahatan untuk Pluto dan Kore, mereka
adalah Dewa-Dewa Bawah tanah. Selain itu, ditemukan sisa reruntuhan
kuil, kolam dan tangga yang ada di atas gua. Dengan temuan tersebut,
Francesco dan timnya membuat reka digital Gerbang Pluto atau Gerbang
Neraka seperti gambar utama artikel ini.Selain gua peninggalan mitologi Yunani, ada lubang neraka yang ditemukan di Gurun Karakum. Berdasarkan berita di Dailymail, lubang itu berisi api yang telah menyala selama 40 tahun.
Percayakah Anda bahwa temuan ini sungguh-sungguh menjadi gerbang neraka?
No comments:
Post a Comment