Tuesday 7 May 2013

Sakit Kepala Parah, Wanita Ini Sembuh Setelah ‘Minum’ Cairan Otaknya



Sam Chaplin (Foto: caters news)
Jakarta, Sam Chaplin menderita sakit kepala parah yang melumpuhkan. Saking sakitnya, ia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan berisiko stroke. Namun sakit kepalanya bisa sembuh setelah dokter menyarankannya untuk ‘meminum’ cairan otaknya sendiri. Kok bisa?Sam Chaplin (26 tahun) menderita kondisi langka yang disebut Idiopathic Intracranial Hypertension. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan pada tengkorak, menekan otak dan dalam kasus yang ekstrim bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Kondisi Sam begitu parah sehingga dia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan dokter memprediksi ia semakin dekat dengan stroke. Karena kondisinya, dokter menyarankan untuk melakukan tindakan ventricle peritoneal shunt, yakni pemasangan alat antara otak dan perut untuk mengalirkan cairan otak ke perut, yang memungkinnya mencerna cairan otaknya sendiri dan mengurangi tekanan di otak.
“Sebelumnya, hidup saya cukup menyedihkan. Saya akan menghabiskan hari-hari di tempat tidur atau sofa, merasa sangat menyesal untuk diriku sendiri. Saya tidak ingin hidup karena saya merasa sudah kehilangan kehidupan,” ujarnya, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (12/4/2013).
Sam pertama kali merasakan gejala sakit kepala pada Januari 2010, saat ia tengah kerja di pub. Awalnya, ia tidak bisa melihat dengan jelas, pandangannya kabur dan merasa sangat aneh.
Setelah berkonsultasi ke dokter, Sam sempat dirujuk ke sejumlah spesialis dan didiagnosa mengalami tumor otak. Ia segera dilarikan ke ruang gawat darurat, setelah serangkaian tes, tumor otak pun dikesampingkan. Namun, dokter masih tidak dapat mengidentifikasikasi apa yang salah dengan dirinya.
Sam sudah mencoba berbagai pengobatan, ia pun minum begitu banyak obat. Tapi semuanya tak bekerja dengan baik. Keluarga dan teman-teman di sekitarnya pun tak bisa berbuat apa-apa, hingga akhirnya dokter menyarankan untuk pemasangan shunt.
“Sebuah jarum panjang dimasukkan ke dalam tulang belakang saya, tanpa anestesi, untuk mengeluarkan cairan apapun. Ternyata saya memproduksi cairan tulang belakang terlalu banyak. Tulang belakang menghasilkan cairan setiap tiga jam yang beredar sampai ke otak,” jelas Sam.
Cairan cerebrospinal seharusnya melindungi otak, tapi Sam justru menghancurkannya karena dia memproduksi tiga kali jumlah normal. Bahkan setelah diagnosis dan mengonsumsi 17 obat yang berbeda setiap hari, Sam masih terus menderita gejala yang menyakitkan.
“Kepala saya begitu sakit. Saya akan menghabiskan hari demi hari berbaring di sofa menonton televisi. Saya hanya bisa melihat teman-teman saya pergi keluar dan bersenang-senang sementara saya terjebak di rumah,” kenang Sam.
Dan pada Mei tahun lalu dokter menyarankan shunt harus dipasang untuk mengalirkan cairan, dalam operasi empat jam.
“Pada awalnya, tabung terasa tidak enak. Saya punya vertigo konstan dan mual dan saya tidak bisa berdiri selama lebih dari lima menit. Seolah-olah otak saya sudah terbiasa dengan tekanan, dan tidak cukup tahu apa yang harus dilakukan tanpa kelebihan cairan,” jelasnya.
Namun dalam waktu yang singkat, otak Sam dapat menyesuaikan dengan perubahan dan sejak itu ia telah direklamasi hidupnya.
“Saya akhirnya memiliki hidup saya kembali dan itu fantastis,” tutup Sam.

No comments:

Post a Comment