TRIBUNNEWS.COM/WILLEM JONATA
Aktor
Eza Gionino saat datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu
(3/4/2013). Eza jadi terdakwa kasus penganiayaan mantan pacarnya Ardina
Rasti
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ardina Rasti membantah merekam pertengkarannya dengan Eza Gionino sebagai settingan untuk menjerat mantan pacarnya itu ke penjara.
Apalagi, berniat menjebak dan menjembloskan bekas kekasihnya, Eza Gionino ke urusan pengadilan.
Wanita kelahiran Jakarta, 6 Januari 1986 itu, memang sengaja menyiapkan Blackberry miliknya untuk merekam, karena Eza sudah berulang kali melakukan penganiayaan terhadapnya setiap kali cekcok.
"Keributan sudah sering, cuma saya enggak tahu itu penganiayaan ringan atau berat. Kenapa saya rekam itu, karena sudah berkali-kali terjadi," ucapnya, Rabu, (15/5/2013), dalam jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan.
Rasti merekam pertengkaran itu, karena merasa takut kalau nantinya jatuh pingsan tidak ada saksi yang melihatnya. Sebetulnya, rekaman itu, ingin ditunjukkannya kepada keluarganya. Selama ini, ia menutupi dari ibunya.
"Rekaman ini buat keluarga saya, karena selama hubungan sama saya, saat dia melakukan kekerasan psikis, saya selalu menutupi," tandasnya.
Sebetulnya, Rasti tidak ada niatan untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Karena tidak ada niat baik dari Eza menyampaikan permintaan maaf, akhirnya ia pun melaporkan kejadian itu ke yang polisi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ardina Rasti membantah merekam pertengkarannya dengan Eza Gionino sebagai settingan untuk menjerat mantan pacarnya itu ke penjara.
Apalagi, berniat menjebak dan menjembloskan bekas kekasihnya, Eza Gionino ke urusan pengadilan.
Wanita kelahiran Jakarta, 6 Januari 1986 itu, memang sengaja menyiapkan Blackberry miliknya untuk merekam, karena Eza sudah berulang kali melakukan penganiayaan terhadapnya setiap kali cekcok.
"Keributan sudah sering, cuma saya enggak tahu itu penganiayaan ringan atau berat. Kenapa saya rekam itu, karena sudah berkali-kali terjadi," ucapnya, Rabu, (15/5/2013), dalam jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan.
Rasti merekam pertengkaran itu, karena merasa takut kalau nantinya jatuh pingsan tidak ada saksi yang melihatnya. Sebetulnya, rekaman itu, ingin ditunjukkannya kepada keluarganya. Selama ini, ia menutupi dari ibunya.
"Rekaman ini buat keluarga saya, karena selama hubungan sama saya, saat dia melakukan kekerasan psikis, saya selalu menutupi," tandasnya.
Sebetulnya, Rasti tidak ada niatan untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Karena tidak ada niat baik dari Eza menyampaikan permintaan maaf, akhirnya ia pun melaporkan kejadian itu ke yang polisi.
No comments:
Post a Comment